TIJAAROH & BAY'A ( Perniagaan & Jual Beli )
Tijaroh ( تجارة ) Perniagaan,
Ta = element, part, suatu bagian dari keseluruhan yang ada
Jim = fokus, percepatan
Ro = berbagai hal
Ht = Kuasa diri, penguasaan
Bay'a ( بيع ) Jual Beli,
Ba = dalam, bawah
Ya = Pergerakan
Al Qur'an mengajarkan, kegiatan ekonomi dibagi dua segment yaitu TIJAAROH dan BAY'A.
Bay'a lebih dipahami dalam perdagangan sederhana (parsial, tradisional). Dimana sistem ini lebih mengutamakan MARGIN yaitu menghitung selisih batas atas dan batas bawah ( beli serendah-rendahnya dan jual semahal-mahalnya).
Jika ada selisih, maka dilakukan, jika tidak ada selisih/ impas apalagi sampai tekor, maka akan dihentikan.
Dalam ilmu ekonomi modern, Bay'a berkembang lebih jauh lagi. Misal, untuk mendapatkan selisih, maka jika ingin mendirikan suatu pabrik, maka dirikanlah pabrik tersebut dekat dengan sumber daya (baik bahan baku maupun tenaga kerja).
Dengan cara semacam itu, maka kita akan bisa menjual dengan harga yang cukup kompetitif tanpa harus mengorbankan keuntungan yang ingin diraih.
Berbeda dengan Tijaroh.
Kata ini mengajarkan kepada kita untuk fokus kepada perputaran dan penguasaan (prospek masa depan dan cara menguasai pasar secara permanen).
Untuk mengamankan keuntungan dan penguasaan pasar jangka panjang, kadang kala, kita harus berani merugi dulu (hal ini bertentangan dengan prinsip Bay'a).
Begitu juga dengan perniagaan kita dengan ALLAH. KIta tidak sekedar mengejar keuntungan sesaat. Yang kita kejar adalah prospek/keuntungan masa depan (kehidupan akherat).
Sekedar illustrasi
Bisa jadi sekarang kita susah, rugi tidak bisa bergerak sebebas orang diluar sana, tetapi dengan mengejar prospek, maka kita rela untuk merugi sekarang, dengan harapan meraih keuntungan didepan
Untuk mengejar Bay'a kita bisa belajar :
- Ilmu Ekonomi, Tehnik Industri dan ilmu lainnya yang berhubungan dengan efisiensi produksi
Untuk mengejar Tijaroh kita bisa belajar :
- Ekonomi Makro, Perdagangan International, dan ilmu lainnya yang berhubungan dengan penguasaan pasar kedepan
Dengan menguasai ilmu kedua kata tersebut, dunia perdagangam bisa kita kuasai,
Tetapi jika kita merasa cukup dan cenderung malas belajar, maka jangan menyesal jika kita cuma menjadi OBYEK PASAR
Bila kau tak tahan lelahnya belajar,
maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan
— Imam Syafi’i
Oleh Ustadz Didik Suharyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar